Senin, 15 Desember 2014

YOUNG AGRICARE PROJECT 2015

YOUNG AGRICARE PROJECT 2015

Apa itu Young Agricare Project?
Young Agricare Project merupakan gerakan pemuda pemberdaya masyarakat berbasis pertanian yang digagas oleh mahasiswa Institut Pertanian Bogor asal Jember dalam rangka mengembangkan desa tertinggal yang ada di wilayah Jember dan sekitarnya.

Apa latar belakang terciptanya gerakan ini? 
Gerakan ini pertama kali dicanangkan oleh Burhan Niti Waskito (Proteksi Tanaman 49) pada Juni 2014. “Selama ini saya tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Jember di Bogor fokus kegiatannya adalah bagaimana memperkenalkan Institut Pertanian Bogor kepada adik-adik kelas kami di SMA. Kami sering mempromosikan IPB bahkan sampai ke luar kota untuk kepentingan universitas. Namun seiring dengan perkembangan waktu, kami menyadari bahwa apa yang sudah kami lakukan melenceng dari apa yang seharusnya. Kami adalah mahasiswa asal Jember. Kami harus tetap mengutamakan dan memikirkan nasib kampung halaman kami sendiri.  Oleh karena itu dengan modal basis keilmuan pertanian kami, kami ingin memberikan kontribusi kepada kampung halaman kami dengan cara mengembangkan desa tertinggal yang ada di Kota Jember” 

Bagaimana cara kami mengembangkan desa? 
Secara umum terdapat tiga jenis pergerakan yang dapat kami lakukan dalam kegiatan ini, yaitu Empowerment, Social, dan Education. Empowerment adalah bagaimana cara kami membangun kesadaran kritis, memetakan masalah, mencari potensi, dan merencanakan program yang dapat memberdayakan masyarakat menggunakan kearifan lokal desa tersebut. Social adalah bagaimana kami menjalankan program tersebut dengan cara bekerja sama dengan masyarakat setempat, secara bersama-sama kami meningkatkan nilai sosial, ekonomi, dan lingkungan di desa tersebut. Education adalah bagaimana cara kami menarik minat generasi muda untuk mau membantu dan peduli serta lebih mencintai pertanian dengan berpartisipasi langsung dalam setiap rangkaian kegiatan kami. 

Profil Desa Silosanen 
Desa pertama yang menjadi sasaran kami adalah Desa Silosanen yang terdapat di daerah Silo, Jember. Secara sepintas desa tersebut terletak di suatu daerah yang jauh dan terpencil dari pusat kota, akses transportasi menuju desa sangat minim sarana dan prasarana, hanya bisa dilewati oleh kendaraan berat saja sejauh  40 km dan 10 km selanjutnya jalanan menanjak dan berbatu. Daerah tersebut terletak bersebelahan dengan taman nasional merubetiri, sehingga rata-rata mata pencaharian penduduknya dengan memanfaatkan hasil hutan/kebun. Terdapat banyak lahan bekas sawah dan hutan pisang yang belum dimanfaatkan secara optimal karena keterbatasan ijin dari tanah milik dinas. Satu masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat disana adalah krisis air bersih. Bayangkan sumber-sumber air utama bagi masyarakat desa tersebut terletak 3 km jauhnya dari pusat desa dan harus melewati lahan turun dan menanjak. Debit air yang muncul pun sangat minim sehingga kurang dari cukup untuk mengairi persawahan bahkan hanya untuk keperluan sehari-hari saja harus mencari air di desa sebelah. Masyarakat disana sebagian besar sudah peduli lingkungan, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya hutan sengon dan jati yang dibuat secara swasembada oleh masyarakat, tetapi masih dapat dikembangkan karena masih banyak lahan kosong di sekitar tanaman sengon dan jati tersebut. 

Apa saja yang dapat kita lakukan pada desa ini? 
Berdasarkan hasil observasi kami bersama dengan pemuka masyarakat disana, ditemukan satu permasalahan genting dan dua potensi yang dapat dikembangkan dalam desa ini. Masalah pertama adalah mengenai irigasi untuk pertanian dan kebutuhan rumah tangga. Disini kami mencoba untuk bekerja sama dengan dinas terkait dan perusahaan swasta untuk menyediakan sarana dan prasana untuk pembangunan infrastruktur saluran air. Potensi pertama yang ingin kami kembangkan adalah pemberdayaan lahan kosong di antara kebun sengon dan sepanjang jalan desa untuk ditanami tanaman hortikultura melalui sosialiasi teknik budidaya bersama anak-anak desa dan peserta. Potensi kedua adalah inisiasi pembuatan biopori untuk meningkatkan resapan air tanah. 

Bagaimana saya berkontribusi dalam kegiatan ini? 
1. Partnership 
Partnership dikhususkan bagi suatu komunitas di Jember yang memiliki ide dan visi-misi yang sama dengan penyelenggaraan acara ini. Ketentuan komunitas yang dapat mengikuti acara ini adalah bebas, tidak harus terkait dengan bidang tertentu, memiliki social awareness tinggi untuk mengembangkan daerah di Jember serta memiliki ide yang dapat disumbangkan kepada penyelenggara. Benefit yang dapat diterima dengan menjadi partnership ini adalah membantu mempromosikan nama komunitas kepada khalayak luas dan mendapatkan kaos panitia. 
2. Relawan 
Relawan ditujukan kepada kelompok perwakilan komunitas SMA di jember yang secara sukarela mau membantu pelaksanaan teknis acara di hari-H sebagai peserta. Dibutuhkan 50 orang pemberani yang siap memajukan kota Jember di masa depan. Keuntungan yang dapat diperoleh berupa souvenir seperti kaos relawan, ID Card, pin, dan bibit tanaman buah dan sayuran yang bisa dibawa pulang serta pengalaman social movement tiada duanya. 
3. Donatur 
Donatur dikhususkan bagi masyarakat umum yang ingin membantu pelaksanaan acara ini secara tidak langsung, dengan cara menyumbangkan dana untuk kepentingan pembelian bahan infrastruktur. Donator yang telah bersedia menyumbangkan dananya untuk membantu pelaksanaan acara ini, nantinya namanya akan ditempel di bibit tanaman yang akan kita tanam, kemudian kita foto dan kirim ke email donator, dan setelah tanaman nanti panen, sebagian buahnya akan kami kirim langsung kepada donator tersebut. 

Kapan kegiatan ini akan diadakan? 
Young Agricare Project akan dilaksanakan pada hari Minggu, 1 Februari 2015 pukul 07.00-17.00 WIB. 

Deskripsi acara 
Lima puluh peserta dan komunitas terpilih secara bersama-sama akan diberangkatkan ke desa Silosanen dari pusat kota. Namun sebelum pemberangkatan mereka akan dilepas secara langsung oleh Bupati Jember beserta staf. Setelah sampai disana mereka akan ditempatkan dalam gedung olahraga yang berdekatan dengan desa tersebut. Disana akan dilangsungkan acara pembukaan, makan siang, penjelasan teknis kegiatan, pembagian kelompok, serta sholat berjamaah. Kemudian setelah itu masing-masing kelompok akan dipandu menuju pos yang telah ditentukan.  Setelah satu jam kegiatan berlangsung, masing-masing kelompok peserta akan bertukar pos dan melakukan hal yang berbeda dari pos pertamanya. Lalu mereka akan istirahat dan dipandu untuk sholat azar berjamaah di tempat yang sudah disediakan. Setelah selesai mereka akan dipandu untuk kembali ke tempat berkumpul pertama, namun dalam perjalanan pulang mereka akan disilakan melihat secara sepintas proses pembuatan infrastruktur saluran air yang dilakukan oleh warga. Penutupan acara akan dilangsungkan dengan memberikan kesan pesan dari peserta dan pembagian bibit gratis yang dapat dibawa pulang oleh peserta.

0 komentar:

Posting Komentar